Senin, 06 April 2015

Makalah Agama



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang manusia, kita harus mempunyai pegangan yang kuat, juga bisa mengantarkan kita pada satu tujuan. Danakan membawa kita kejalan lurus, yaitu sebuah agama yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan sesuatu (kehidupan). Dengan dasar – dasar dan ketentuan dalam sebuah peraturan.Jadi agama sangatlah penting bagi kita.
Berdasarkan keterangan tersebut agama sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari, dan kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun dan diwariskan oleh suatu generasi kegenerasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai orang beragama, seharusnya kita memahami agama yang kita anut saat ini.Jangan hanya terbawa arus, ataupun hanya mengikuti agama ‘bawaan sejak lahir’.Sebagai makhluk yang diberikan akal pikiran, ada baiknya kita merenungi ‘Mengapa banyak agama di dunia?Bagaimana pula asal muasalnya?Yang mana mendekati kebenaran? Apakah semua sama? Atau berbeda?’.Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus kita gali dari kata ‘agama’ dan mencari jawabannya pula.Agar, kehidupan beragama yang kita jalani ‘jadi lebih bermakna’ dan dapat dijadikan pedoman/tujuan untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agama?
2. Bagaimana proses lahirnya agama?
3. Bagaimana ideologi memandang agama?
4. Bagaimana konsep kebenaran dalam agama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui asal mula agama dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui hubungan antara agama dengan ideologi
4. Untuk mengetahui konsep kebenaran dalam agama







BAB II
PEMBAHASAN


A.   Pengertian Agama

1.      Secara Etimologi
Mengenai arti agama secara etimologi terdapat perbedaan pendapat, di antaranya ada yang mengatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua sukukata yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama”berarti “kacau”, jadi artinya tidak kacau.
Kata agama dalam bahasa Indonesia sama dengan“diin”(dari bahasaArab) dalam bahasa Eropa disebut “religi”, religion(bahasa Inggris), lareligion (bahasa Perancis), the religie (bahasa Belanda), die religion, (bahasa Jerman). Kata“diin”dalam bahasa Semit berarti undang-undang (hukum),sedang kata “diin” dalam bahasa Arab berarti menguasi, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Meskipun terdapat perbedaan makna secara etimologi antara “diin” dan agama, namun umumnya kata “diin” sebagai istilah teknis diterjemahkan dalam pengertian yang sama dengan “agama”.
Kata agama selain disebut dengankata diin dapat juga disebut syara,syari’at/millah.Terkadang syara itu dinamakan juga addiin/millah.Karena hukum itu wajib dipatuhi, maka di sebut “addin” dan karena hukum itu dicatat serta dibukukan, dinamakan “millah”.Kemudian karena hukum itu wajib dijalankan, maka dinamakan syara.

2.      Secara Sosiologi
Adapun Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejalah sosial yang umum dan dimiliki oleh seluruh masyarakat didunia, tanpa kecuali.Ia merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Agama juga bisa dilihat sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakt disamping unsur – unsur yang lain, seperti keseniaan, bahasa, sistem mata pencaharian, sistem peralatan, dan sistem organisasi sosial.

3.      Secara Istilah (Terminologis)
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah aturan yang mengandung sistem kredo(tata keimana/keyakinan) atas adanya Tuhan, juga merupakan sistem situs (ritual/tata peribadatan) manusia kepada Tuhan  dan juga sebagai sistem norma (kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam) sesuai dengan keimanan dan tata peribadatan itu. 
Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat)  (M. Ali YatimAbdullah,2004:5)
Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatural, dan yang bersifat berada dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolut yang disebut Tuhan. (Abu Ahmadi,1984:14).
Dari pengertian agama dalam berbagai bentuknya itu maka terdapat  bermacam-macam definisi agama. Harun Nasution telah mengumpulkan delapan macam definisi agama, yaitu:
1.      Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi
2.   Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
3.   Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu
sumberyang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan gaib
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada
suatukekuatan gaib
7.    Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takutterhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia
8.    Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul

B.   Proses Lahirnya Agama

Teori Asal Mula Agama
Masalah asal mula agama, menimbulkan suatu pertanyaan “mengapa manusia percaya kepada suatu kekuatan yang dianggap lebih tinggi daripadanya”, dan “mengapa manusia melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beraneka warna untuk mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi”.Ternyata, telah menjadi obyek perhatian para ilmuan sejak lama.Adapun mengenai hal tersebut ada berbagai pendirian dan teori yang berbeda-beda.
Teori-teori yang terpenting adalah :
a.       Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena manusia mulai
sadar akan adanya faham jiwa
b.      Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena manusia
mengakui adanya banyak gejala yang tidak dapat diterangkan dengan akalnya
c.       Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi dengan maksud untuk
menghadapi krisis-krisis yang ada dalam jangka waktu hidup manusia
d.      Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi terjadi karenakejadian-kejadian
yang luar biasa dalam hidupnya, dan dalam alam sekelilingnya
e.    Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi terjadi karena suatu getaran atau emosi yang ditimbulkan dalam jiwa manusia sebagai akibat dari pengaruh rasa kesatuan sebagai warga masyarakatnya
f.     Teori bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi terjadi karena manusia mendapat suatu firman dari Tuhan

            Dari teori-teori yang telah disebutkan, berikut ini adalaha penjelasannya.

1. Teori Jiwa
Teori Jiwa”, pada mulanya berasal dari seorang sarjana antropologi Inggris, E.B.Tylor, dan diajukan dalam kitabnya yang terkenal berjudul Primitive Cultures (1873). Menurut Tylor, asal mula agama adalah kesadaran manusia akan faham jiwa. Kesadaran akan faham itu disebabkan karena dua hal, ialah :

a.    Perbedaan yang tampak kepada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang
mati. Suatu makhluk pada suatu saat bergerak-gerak, artinya hidup; tetapi tak lama kemudian makhluk tadi tak bergerak lagi, artinya mati.Demikian manusia lambat laun mulai sadar bahwagerak dalam alam itu, atau hidup itu, disebabkan oleh suatu hal yang ada di samping tubuh-jasmani dan kekuatan itulah yang disebut jiwa.
b.    Peristiwa mimpi. Dalam mimpinya manusia melihat dirinya di tempat- tempat lain daripada tempat tidurnya. Demikian manusia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang ada di tempat tidur, dan suatu bagian lain dari dirinya yang pergi ke lain tempat.Bagian lain itulah yang disebut jiwa.

Sifat abstrak dari jiwa tadi menimbulkan keyakinan di antara manusia bahwa jiwa dapat hidup langsung, lepas dari tubuh jasmani. Pada waktu hidup, jiwa masih tersangkut kepada tubuh jasmani, dan hanya dapat meninggalkan tubuh waktu manus ia tidur dan waktu manusia jatuh pingsan. Karena pada suatu saat serupa itu kekuatan hidup pergi melayang, maka tubuh berada di dalam keadaan yang lemah.Tetapi kata Tylor, walaupun melayang, hubungan jiwa dengan jasmani pada saat-saat seperti tidur atau pingsan, tetap ada.Hanya pada waktu seorang makhluk manusia mati, jiwa melayang terlepas, dan terputuslah hubungan dengan tubuh jasmani untuk selama-lamanya. Hal itu tampak dannyata, kalau tubuh jasmani sudah hancur berubah debu di dalam tanah atau hilang berganti abu di dalam api upacara pembakaran mayat; maka jiwa yang telah merdeka terlepas dari jasmaninya itu dapat berbuat semau-maunya. Alam semesta penuh dengan jiwa-jiwa merdeka itu, dan oleh Tylor tidak disebut soul atau jiwa, tetapi disebut spirit atau mahluk halus. Demikian pikiran manusia telah mentransformasikan kesadarannya akan adanya jiwa menjadi kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus.
Pada tingkat tertua di dalam evolusi religinya manusia percaya  bahwa mahluk-mahluk halus itulah yang menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia. Makhluk-makhluk halus tadi, yang tinggal dekat sekeliling tempat tinggal manusia, yang bertubuh halus sehingga tidak dapat tertangkap panca indera manusia, yang mampu berbuat hal-hal yang tak dapat diperbuat manusia, mendapat suatu tempat yang amat penting di dalam kehidupan manusia sehingga menjadi obyek daripada penghormatan dan penyembahannya, dengan berbagai upacara berupa doa, sajian, ataukorban. Agama serupa itulah yang disebut oleh Tyloranimisme.
Pada tingkat kedua di dalam evolusi agama, manusia percaya bahwa gerak alam hidup itu juga disebabkan oleh adanya jiwa yang ada dibelakang peristiwa dan gejala alam itu.Sungai-sungai yang mengalir dan terjun dari gunung ke laut, gunung yang meletus, gempa bumi yang merusak, angin taufan yang menderu, jalannya matahari di angkasa, tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, semuanya disebabkan oleh jiwa alam.Kemudian jiwa alam tadi itu dipersonifikasikan, dianggap oleh manusia seperti makhluk-makhluk dengan suatu pribadi, dengan kemauan dan pikiran.Makhluk-makhluk halus yang ada di belakang gerak alam serupa itu disebut dewa-dewa alam.
Pada tingkat ketiga di dalam evolusi religi, bersama-sama dengan timbulnya susunan kenegaraan di dalam masyarakat manusia, timbul pula kepercayaan bahwa alam dewa-dewa itu juga hidup di dalam suatu susunan kenegaraan, serupa dengan di dalam dunia makhluk manusia.Demikian ada pula suatu susunan pangkat dewa-dewa mulai dari raja dewa sebagai yang tertinggi, sampai pada dewa-dewa yang terendah. Suatu susunan serupa itu lambat laun akanmenimbulkan suatu kesadaran bahwa semua dewa itu pada hakekatnya hanya merupakan penjelmaan saja dari satu dewa yang tertinggi itu. Akibat dari kepercayaan itu adalah berkembangnya kepercayaan kepada satu Tuhan yang Esa, dan timbulnya agama-agama monotheisme.

2. Teori Batas Akal
Teori ini berasal dari sarjana besar J.G. Frazer, dan diuraikan olehnya dalam jilid I dari bukunya yang terdiri dari 12 jilid berjudul The Golden Bough (1890). Menurut Frazer, manusia memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya. Makin maju kebudayaan manusia, makin luas batas akal itu.Akan tetapi dalam banyak kebudayaan, batas akal manusia masih amat sempit.Soal-soal hidup yang ntak dapat dipecahkan dengan akal dipecahkannya dengan magic, yaitu ilmu gaib.Magic menurut Frazer adalah segala perbuatan manusia (termasuk abstraksi-abstraksi dari perbuatan) untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan-kekuatan yang ada dalam alam, serta seluruh kompleks anggapan yang ada di belakangnya.Pada mulanya menurutFrazer, manusia hanya mempergunakan ilmu gaib untuk memecahkan soal hidupnya yang ada di luar batas kemampuan dan pengetahuan akalnya.Agama waktu itu belum ada dalam kebudayaan manusia. Lambat laun terbukti bahwa banyak dari perbuatan magicnya itu tidak ada hasilnya juga, maka mulailah ia percaya bahwa alam itu didiami oleh mahluk-mahluk halus yang lebih berkuasa daripadanya, maka mulailah ia mencari hubungan dengan makhluk- makhluk halus yang mendiami alam itu. Demikianlah timbul agama.
Menurut Frazer memang ada suatu perbedaan yang besar di antara magic dan religion. Magic adalah segala sistem perbuatan dan sikap manusia untuk mencapai suatu maksud dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan dan hukum- hukum gaib yang ada di dalam alam. Sebaliknya, religion adalah segala sistem perbuatan manusia untuk mencapai suatu maksud dengan cara menyandarkan diri kepada kemauan dan kekuasaan makhluk-makhluk halus seperti ruh, dewa dsb., yang menempati alam. Kecuali menguraikan pendiriannya tentang dasar-dasar religi, Frazer juga membuat dalam karangannya The Golden Boughtersebut, suatu klarifikasi daripada segala macam perbuatan ilmu gaib kepercayaan dalam beberapa tipe ilmu gaib.

3. Teori Krisis dalam Hidup Individu
Pandangan ini berasal antara lain dari sarjana-sarjana seperti M. Crawley dalam bukunya Tree of Life(1905), dan diuraikan secara luas oleh A. Van Gennep dalam bukunya yang terkenal, Rites de Passages (1909). Menurut sarjana- sarjana tersebut, dalam jangka waktu hidupnya manusia mengalami banyak krisis yang menjadi obyek perhatiannya, dan yang sering amat menakutinya. Betapapun bahagianya hidup orang, iaselalu harus ingat akan kemungkinan-kemungkinan timbulnya krisis dalam hidupnya. Krisis-krisis itu yang terutama berupa bencana-bencana sakit dan maut, tak dapat dikuasainya dengan segala kepandaian, kekuasaan, atau kekayaan harta benda yang mungkin dimilikinya. Dalam jangka waktu hidup manusia, ada berbagai masa di mana kemungkinan adanya sakit dan maut itu besar sekali, yaitu misalnya pada masa kanak-kanak, masa peralihan dari usia muda ke dewasa, masa hamil, masa kelahiran, dan akhirnya maut. Dalam hal menghadapi masa krisis serupa itu manusia butuh melakukan perbuatan untuk memperteguh imannya dan menguatkan dirinya.Perbuatan-perbuatan serupa itu, yang berupa upacara-upacara pada masa-masa krisis tadi itulah yang merupakan pangkal dari agama dan bentuk-bentuk agama yang tertua.

4. Teori Kekuatan Luar Bisa
Pendirian ini, dan untuk mudahnya akan kita sebut “Teori Kekuatan Luar Biasa”, terutama diajukan oleh sarjana antropologi bangsa Inggris, R.R. Marett dalam bukunya The Threshold of Religion (1909). Sarjana ini mulai menguraikan teori nya dengan suatu kecaman terhadap anggapan-anggapan Tylor mengenai timbulnya kesadaran manusia terhadap jiwa.Menurut Marett kesadaran tersebut adalah hal yang bersifat terlampau kompleks bagi pikiran makhluk manusia yang baru ada pada tingkat-tingkat permulaan dari kehidupannya di muka bumi ini.Sebagai lanjutan dari kecamannya terhadap teori animismeTylor itu, maka Marettmengajukan sebuah anggapan baru.Menurutnya, awal dari segala kelakuan keagamaan ditimbulkan karena suatu perasaan rendah terhadap gejala- gejala dan peristiwa-peristiwa yang dianggap sebagai biasa di dalam kehidupan manusia.Alam tempat gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa itu berasal, dan yang dianggap oleh manusia dahulu sebagai tempat adanyakekuatan-kekuatan yang melebihi kekuatan-kekuatan yang telah dikenal manusia di dalam alam sekelilingnya, disebut Supernatural.Gejala-gejala, hal-hal, dan peristiwa-peristiwa yang luar biasa itu dianggap akibat dari suatu kekuatan supernatural, atau kekuatan luar biasa, atau kekuatan sakti.
Adapun kepercayaan kepada suatu kekuatan sakti yang ada dalam gejala-gejala, hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang luar biasa tadi, dianggap oleh Marett suatu kepercayaan yang ada pada makhluk manusia sebelum ia percaya kepada makhluk halus dan ruh; dengan kata lain, sebelum ada kepercayaan animisme. Itulah sebabnya bentuk agama yang diuraikan Marett itu sering disebut praeanimisme.

5. Teori Sentimen Kemasyarakatan
Teori Sentimen Kemasyarakatan”, berasal dari seorang sarjana ilmu filsafat dan sosiologi bangsa Perancis bernama E. Durkheim, dan diuraikan olehnya dalam bukunya Les Formes Elementaires de la Vie Religieuse (1912). Durkheim yang juga menjadi amat terkenal dalam kalangan ilmu antropologi budaya, pada awalnya mempunyai suatu celaan terhadap Tylor, serupa dengan celaan Marett tersebut di atas. Beliau beranggapan bahwa alam pikiran manusia pada masa permulaan perkembangan kebudayaannya itu belum dapat menyadari suatu faham abstrak “jiwa”, sebagai suatu substansi yang berbeda dari jasmani. Kemudian Durkheim juga berpendirian bahwa manusia pada masa itu belum dapat menyadari faham abstrak yang lain seperti perubahan dari jiwa menjadi ruh apabila jiwa itu telah terlepas dari jasmani yang mati. Celaan terhadap teori animismeTylor itu termaktub dalam permulaan buku Les Formes Elementaires de la Vie Religieuse , tempat beliaumengumumkan suatu teori yang barutentang dasar-dasar agama yang sama sekali berbeda dengan teori-teori yang pernah dikembangkan oleh para sarjana sebelumnya. Teori itu berpusat kepada beberapa pengertian dasar, ialah :

a.    Manusia pada waktu ia pertama kali timbul di muka bumi, mengembangkan aktivitas religi itu bukan karena ia mempunyai bayangan-bayangan abstrak tentang jiwa atau roh dalam alam pikirannya, yaitu suatu kekuatan yang menyebabkan hidup dan gerak di dalam alam, melainkan karena suatu getaran jiwa, suatu emosi keagamaan, yang timbul di dalam alam jiwa manusia dahulu, karena pengaruh suatu rasa sentimen kemasyarakatan
b.    Sentimen kemasyarakatan itu dalam batin manusia dahulu berupa suatu kompleks perasaan yang mengandung rasa terikat, rasa bakti, rasa cinta dan sebagainya terhadap masyarakatnya sendiri, yang merupakan seluruh alam dunia di mana ia hidup
c.    Sentimen kemasyarakatan yang menyebabkan timbulnya emosi keagamaan, yang sebaliknya merupakan pangkal daripada segala kelakuan keagamaan manusia itu, tentu tidak selalu berkobar-kobar dalam alam batinnya. Apabila tidak dipelihara, maka sentiment kemasyarakatan itu menjadi lemah dan latent, sehingga perlu dikobarkan kembali. Salah satu cara untuk mengobarkan kembali sentimen kemasyarakatan adalah dengan mengadakan suatu kontraksi masyarakat artinya dengan mengumpulkan seluruh masyarakat dalam pertemuan-pertemuan raksasa
d.    Emosi keagamaan yang timbul karena rasa sentimen kemasyarakatan , membutuhkan suatu obyek tujuan. Sifat apakah yang menyebabkan barang sesuatu hal itu menjadi  obyek daripada emosi keagamaan bukan terutama sifat luar biasanya, bukan pula sifat anehnya, bukan sifat megahnya, bukan sifat ajaibnya, melainkan tekanan anggapan umum dalam masyarakat. Obyek itu ada karena salah satu peristiwa kebetulan dalam sejarah kehidupan sesuatu masyarakat di masa lampau menarik perhatian banyak orang di dalam masyarakat. Obyek yang menjadi tujuan emosi keagamaan itu juga mempunyai obyek yang bersifat keramat, bersifat sacre, berlawanan dengan obyek lain yang tidak mendapat nilai keagamaan (ritual value) itu, ialah obyek yang tak-keramat, yang profane.
e.    Obyek keramat sebenarnya tidak lain daripada suatu lambing masyarakat. Pada suku-suku bangsaasli benua Australia misalnya, obyek keramat, pusat tujuan daripada sentimen-sentimen kemasyarakatan, sering berupa sejenis binatang, tumbuh-tumbuhan, tetapi sering juga obyek keramat ituberupa benda.Oleh para sarjana obyek keramat itu disebut totem.Totem itu (jenis binatang atau obyek lain) mengkonkretkan prinsip totem yang ada di belakangnya, dan prinsip totem itu adalah suatu kelompok tertentu di dalam masyarakat, berupa clan atau lain. Pendirian-pendirian tersebut pertama di atas, ialah emosi keagamaan dan sentimen kemasyarakatan, adalah menurut Durkheim, pengertian-pengertian dasar yang merupakan inti atau essence daripada tiap religi, sedangkanketiga pengertian lainnya ialah kontraksi masyarakat, kesadaran akan obyek keramat berlawanan dengan obyek tak-keramat, dan totem sebagai lambang masyarakat, bermaksud memeliharakehidupan daripada inti. Kontraksi masyarakat, obyek keramat dan totemakan menjelmakan (a) upacara, (b) kepercayaan dan (c) mitologi. Ketiga unsur tersebut terakhir ini menentukan bentuk lahir daripada sesuatu religi di dalam sesuatu masyarakat yang tertentu. Susunan tiap masyarakat dari be ribu-ribu suku bangsa di muka bumi yang berbeda-beda ini telah menentukan adanya beribu-ribu bentuk religi yang perbedaan-perbedaannya tampak lahir pada upacara-upacara, kepercayaan dan mitologinya.

6. Teori Wahyu Tuhan
Teori Firman Tuhan”, pada mulanya berasal dari seorang sarjana antropologi bangsa Austria bernama W. Schmidt. Sebelum Schmidt sebenarnya ada sarjana lain yang pernah mengajukan juga pendirian tersebut. Sarjana lain ini adalah seorang ahli kesusasteraan bangsa Inggris bernama A. Lang.
Sebagai ahli kesusasteraan, Lang telah banyak membaca tentang kesusasteraan rakyat dari banyak suku bangsa di dunia.Di dalam dongeng-dongeng itu, Lang sering mendapatkan adanya seorang tokoh dewa yang oleh suku-suku bangsa bersangkutan di anggap dewa tertinggi, pencipta seluruh alam semesta serta isinya, dan penjaga ketertiban alam dan kesusilaan. Kepercayaan kepada seorang tokoh dewa serupa itu menurut Lang terutama tampak pada suku-suku bangsa yang amat rendah tingkat kebudayaannya, dan yang hidup dari berburu atau meramu, ialah misalnya suku-suku bangsa berburu di daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan, yang biasanya disebut orang Bushman, suku-suku bangsa penduduk asli benua Australia, suku-suku bangsa Negrito di daerah hutan rimba di Kamerun dan Kongo, Afrika Tengah, penduduk kepulauan Andaman, penduduk pegunungan Tengah di Irian Timur, dan juga beberapa suku bangsa penduduk asli benua Amerika Utara. Berbagai hal membuktikan bahwa kepercayaan itu tidak timbul sebagai akibat pengaruh agama Nasrani atau Islam, maka kepercayaan tadi malahan tampak seolah-olahterdesak ke belakang oleh kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus, dewa-dewa alam, ruh, hantu, dan sebagainya.
A. Lang berkesimpulan bahwa kepercayaan kepada dewa tertinggi adalah suatu kepercayaan yang sudah amat tua, dan mungkin merupakan bentuk religi manusia yang tertua. Adapun pendiriannya itu diumumkannya dalam beberapa karangan, antara lain dalam buku yang berjudul The Making of Religion (1898).
Anggapan A. Lang terurai di atas, tak lama kemudian diolah lebih lanjut oleh W.Schmidt.Tokoh besar dalam kalangan ilmu antropologi ini adalah guru besar pada suatu perguruan tinggi yang pusatnya mula-mula diAustria, kemudian di Swiss, untuk mendidik calon-calon pendeta penyiar agama Katolik dari organisasi Societas Verbi Divini. Di dalam suatu kedudukan serupa itu maka mudah dapat dimengerti bagaimana anggapan akan adanya kepercayaan kepada dewa-dewa tertinggi di alam jiwa bangsa-bangsa yang masih amat rendah tingkat kebudayaannya, adalahsuatu anggapan yang amat cocok dengan dasar-dasar cara berpikir W. Schmidt dan juga dengan filsafatnya sebagai seorang pendeta agama Katolik. Di dalam hubungan itu beliau percaya bahwa agama itu berasal dari titah Tuhan yang diturunkan kepada makhluk manusia pada masa permulaan ia muncul di muka bumi ini. Karena itulah adanya tanda-tanda daripada suatu kepercayaan kepadadewa pencipta, justru pada bangsa-bangsa yang paling rendah tingkat ke budayaanya (artinya yang paling tua menurut Schmidt), memperkuat anggapannya mengenai adanya titah Tuhan asli, atau Uroffenbarungitu.Demikianlah kepercayaan yang asli dan bersih kepada Tuhan, atau kepercayaan Urmonotheismustadi itu malahan ada pada bangsa-bangsa yang tua yang hidup pada zaman ketika tingkat kebudayaan manusia masih rendah. Di dalam zaman kemudian ketika makin maju kebudayaan manusia, maka makin kaburlahkepercayaan asli terhadap Tuhan; makin banyak kebutuhan manusia, makin terdesaklah kepercayaan asli itu oleh pemujaan kepada makhluk-mahluk halus, ruh, dewa, dan sebagainya.
Anggapan Schmidt sebagaimana diuraikan di atas dianut oleh beberapa orang sarjana yang untuk sebagian besar bekerja sebagai penyiar agama Nasrani dari organisasi Societas Verbi Divini.Di samping menjalankan tugas sebagai penyiar agama Nasrani di dalam berbagai daerah di muka bumi, mereka melakukan penelitian-penelitian antropologibudaya berdasarkan atas anggapan-anggapan pokok dari guru mereka. Demikian antara lain, para sarjana itu mencari dalam kebudayaan-kebudayaan di daerah mereka masing-masing akan adanya tanda-tanda suatu kepercayaan kepada dewa tertinggi.

Berdasarkan teori diatas, asal usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu :
a.    Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut Ardhi), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
b.    Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c.    Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat.Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.

Berikut bebrapa penjelasan mengenai agama-agama yang telah disebutkan.

1.      Hindu
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma"Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM. Hindu percaya adanya ratusan dewa dengan kekuasaan dan patung masing-masing, terutama 3 dewa yang utama (trimurti) : Brahma, Wisnu dan Syiwa.

2.      Zoroaster
Lahir 7 abad SM yang mempercayai Ahura Mazda sebagai Tuhan dimana pengikutnya memuja api.

3.      Buddha
Buddha (Sanskerta: berartiMereka yang Sadar, yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sanskerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya.
Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar. Agama ini lahir 6 abad SM, pengikut-pengikutnya memuja Budha Gautama dengan ajarannya :Budha, Dharma, Sangkha.

4.      Taoisme.
Lahir 3 abad SM oleh Lao Tse, sebagai Tuhan dalam sistem keagamaan bangsa Cina.

5.      Konfusianisme.
Lahir pada 551 tahun SM, diajarkan oleh Confusius dengan kepercayaan kepada leluhur/nenek moyang bangsa Cina.

6.      Shinto
Diperkenalkan sebagai agama nasional bangsa Jepang tahun 1868 yang memuja kepada alam dan dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan mereka.

7.      Shikh
Sikhisme (bahasa Punjabi) adalah salah satu agama terbesar di dunia.Agama ini berkembang terutamanya pada abad ke-16 dan 17 di India.Kata Sikhisme berasal dari kata “sikh”, yang berarti "murid" atau "pelajar". Kepercayaan-kepercayaan utama dalam Sikhisme adalah: Percaya dalam satu Tuhan yang pantheistik. Kalimat pembuka dalam naskah-naskah Sikh hanya sepanjang dua kata, dan mencerminkan kepercayaan dasar seluruh umat yang taat pada ajaran-ajaran dalam Sikhisme: Ek Onkar (Satu Tuhan). Ajaran Sepuluh Guru Sikh (serta para cendekiawan Muslim dan Hindu yang diterima) dapat ditemukan dalam Guru.Shikh  diajarkan di India oleh Guru Nanak yakni campuran paham-paham Hinduisme dan Muslim namun sangat menyimpang dari ajaran Islam. Kepercayaan ini serupa dengan aliran Kebatinan di negara kita Indonesia.

8.      Yahudi
Yaitu istilah yang merujuk kepada sebuah agama atau suku bangsa.Sebagai agama, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi.Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada keturunan Eber (Kejadian 10:21) atau Yakub, anak Ishak, anak Abraham (Ibrahim) dan Sarah.Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi.Agama Yahudi adalah kombinasi antara agama dan suku bangsa.Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi.Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain.  Yang dibawa oleh Nabi Musa AS untuk Bani Israel atau Yahudi semula bertauhid suci namun kemudian menyembah Sapi Emas.

9.      Kristen
Adalah sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama kristen ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia.Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen.Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata Katolik sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos) yang menggambarkan sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus. Kristen muncul pada permulaan kurang/lebih 2.000 tahun lalu.

10.  Islam
Adalah Agama yang mengimani satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Islam secara bahasa adalah :Islamul wajh (menundukkan wajah), Al istislam(berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu(perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).Secara istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan akhirat.Islam muncul pada permulaan kurang/lebih 1400 tahun lalu. Nabi Muhammad saw merupakan pembawa ajaran ketauhidan, Allah swt Yang Maha Esa.

C.   Ciri-Ciri Agama Samawi

Seperti yang telah dijelaskan, agama samawi disebut juga agama langit (agama wahyu) yaitu agama yang diturunkan Tuhan dari langit berupa wahyu atau firman-firman-Nya untuk mengatur kehidupan manusia agar sejahtera di dunia dan akhirat.
      Ciri-ciri Agama Samawi, yaitu :
1.    Agama ini memiliki kitab suci yang otentik (ajarannya bertahan/asli dari Tuhan)
2.    Mempunyai nabi/rasul yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih lanjut dari wahyu yang diterima
3.    Agama samawi /wahyu dapat dipastikan kelahirannya
4.    Ajarannya serba tetap
5.    Kebenerannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan
6.    Ajaran Ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (satu Tuhan)

Berdasarkan fakta yang ada, penganut agama samawi lebih banyak dibandingkan agama ardhi ataupun agama filosof.Yaitu agama Kristen sebanyak 2,1 milyar; Islam 1,5 milyar; dan Yahudi 300 juta (Wikipedia). Hal ini menunjukkan bahwa manusia cenderung kepada ajaran monotheisme mutlak dibandingkan politheisme berdasarkan filosofi tokoh ataupun perkembangan budaya masyarakat.

Agama samawi memiliki beberapa kitab, yaitu :
1.    Kitab Al Qur’an yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2.    Kitab taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa.
3.    Kitab Injil, yaitu kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa.
4.    Kitab zabur, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud as.
5.    Shuhuf Ibrahim dan Musa, yaitu lembaran yang tertulis di dalamnya wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa

D.   Macam-Macam Ideologi

1.      Definisi Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu. Secara umum bisa diartikan sekelompok ide  yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).
Tidak dapat dipungkiri bahwa ideologi pun dapat mengambil akar dari agama. Misalnya liberalisme, yang banyak memperoleh inspirasi dan reformasi agam Kristen yang dibawakan oleh  Marthin Luther abad ke-16. Meskipun memiliki inspirasi  dari agama, pada perkebangannya, liberalisme lebih berfokus pada dimensi sekular, khususnya gagasan-gagasan mengenai kemanusiaan, individualitas manusia dan pembatasan kekuasaan Negara atas individu.
Contoh lainnya adalah Fundamentalisme agama yang dinyatakan memperoleh inspirasi dari kitab suci.Zionismemisalnya., menyatakan dirinya berdasarkan janji Tuhan dalam Taurat, bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan pada perkembangannya, Zionisme kemudian menjadi ideologi sekular dan penuh muatan politik.

2.      Jenis Ideologi
Ideologi yang bermunculan cukup banyak, dan ini di akibatkan bervariasinya pemikiran individu yang menerapkan kedalam ideologi yang dicetuskannya.Namun, untuk saat ini di cukupkan pada beberapa ideologi yang umum (sering dibahas).

1.      Ideologi Kapitalisme
Secara bahasa, Kapitalisme adalah paham tentang Kapital (modal) jika dikembangkan lebih lanjut maka Kapitalisme berarti paham ekonomi yang di dasarkan pada penginvestasian uang dalam rangka menghasilkan uang. Tapi, aset-aset lain (misalnya: tanah, bangunan, kendaraan). Yang bias di investasikan untuk menghasilkan uang. Uang yang dihasilkan dari investasi untuk menghasilkan uang.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Pedagang, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Financial.Kapitalisme Pedagang (Merchant Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua.Kapitali (pelaku permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan memiliki keuntungan jika diperdagangkan.Investasi  berupa uang, melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga, dan sejenisnya. Kapitalisme pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya akan dilakukan monopoli atasnya.
           Kapitalisme Produksi (Production Capitalism)  dilakukan oleh Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah “pabrik”.Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk kemudian di pasarkan. Untuk memproduksi barang,  pemilik pabrik membutuhkan pekerja (labor). Labor ini juga sekaligus konsumen dari barang yang mereka produksi. Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis untuk di investasikan ke dalam pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme keungan, modal di investasikan bukan kedalm bentuk barang , tenaga kerja atau pabrik. Uang di investasikan kedalam selisih uang. Komoditas produksi Kapatalisme keuangan adalah saham dana nilai tuksr uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalise keuangan adalah “bursa efek”.Kapitalisme keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan) nilai-nilai mata uang dunia.

2.      Ideologi Sosialisme
Sosialisme tumbuh sebagai kritik atas Kapitalisme, khusunya Kapitalisme Produksi. Menurut Michael Newmann, Sosialisme adalah ideologi yang minimal di tandai oleh:
1.    Komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama).
2.    Seperangkat kepercayaan bahwa orang bias membangu system egalitarian alternative yang didasarka pada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama.
3.    Pandangan yang optimistic yang memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Dan
4.    Keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara nayata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar.
Sosialisme sama seperti Kapitalisme, memiliki “pecahan”. Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari ideologi – ideologi yang muncul kemudian, dimana satu sama lain kerap bertolak belakang dalam kegiatannya. Ideologi– ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia, Sosialisme Marxisme, Sosialisme Komunise, Anarkisme, Sosial Demokrasi, dan sejenisnya.

3.      Ideologi Liberalisme
Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme.Perbedaanya , Kapitalisme berdasarkan Determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata di dasarkan pada ekonomi, melainkan juga Filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan bahwa Liberalisme “ adalah perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas dan bangsa”.

Lebih lanjut J. Salwyn Schapiro menjelaskan serangkain prinsip Liberalisme yaitu:
1.      Keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan
2.      Setiap manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil
3.      Tujuan utama dari setia kemerdekaan mempertahankan kebebasan, persamaan dan keamanan semua warga Negara
4.      Adanya kebebasan berpikir dan berekspresi
5.      Adanya kebenaran yang Obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir manurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi
6.      Agama merupakan hal yang harus di toleransi
7.      Liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia
8.      Kaum Liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) malalui praktek-praktek yang dipertimbangkan

Liberalisme terutama  berkembang di Inggris, terutama sejak Glorious Revolution Dimana kekuasaan Monarki Absolut Inggris di batasi. Tokoh Liberalisme adalah John Locke dan John Stuat Mill.Locke melalui karyanya Two Treatises of Government mensyaratkan tujuan pemerintahan untuk melindungi hak miliki yang di perintah.Sementarah John Stuart Mill melalui karyanya On Liberty, yang mengawali sistem demokrasi dengan mekanisme suara terbanyak.

4.      Ideologi Komunisme
Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunis memiliki beberapa ciri khas, diantaranya, yaitu :
a.    Bidang politik : politik bersifat tertutup hanya ada satu partai yang berkuasa yaltu partai  komunis, rakyat hanya sebagai objek negara.
b.    Bidang ekonomi : sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi etatisme.
c.    Bidang sosial budaya : tidak percaya adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial.




5. Idelogi Pancasila
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Ideologi ini berisi 5 hal pokok, yaitu :
1.    Ketuhanan Yang Maha Esa
2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.    Persatuan Indonesia
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Indonesia menganut ideologi Pancasila.Hal ini tercantum dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional.Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan ketátanegaraan negara RI harus berdasarkan Pancasila.Semua peraturan yang berlaku di Indonesia harus bersumber pada Pancasila, dalam arti Pancasila adalah sumber dan segala sumber hukum di Indonesia.
Pancasila sebagal dasar negara, mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, sehingga semua peraturan hukum/ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang-undangan bersifat imperatif (mengikat) bagi  penyelenggara negara, lembaga kenegaraan, lembagakemasyarakatan, warga negara Indonesia di manapun berada, dan penduduk di seluruh wilayah.
Dalam ideologi pancasila, kehidupan beragama dijamin dengan adanya sila pertama dalam pancasila.Oleh karena itu Indonesia mengakui adanya 6 agama di Indonesia yaitu Islam, Kristen katholik, Kristen protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

E.   Konsep Kebenaran

Apakah agama dapat dikatakan sebuah kebenaran?Ataukah agama adalah suatu bentuk terakhir yang bisa diwujudkan manusia atas kegagalannya mendefinisikan sesuatu?Golongan atheis menuduhkan pernyataan yang kedua bagi agama-agama. Sementara disisi lain, kebenaran agama pun masih menjadi klaim dan rebutan masing-masing pemeluknya.

1.       Definisi Kebenaran
            Secara bahasa kata kebenaran itu bisa dikategorikan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak (Abbas Hamami, 1983). Secara bahasa arti dari kata kebenaran adalah proposisi yang benar .proposisi sendiri berarti makna yang dikandung dalam suatu pernyataan (statement). Apabila subjek menyatakan kebenaran bahwa proposisi yang diuji itu pasti memiliki kualitas sifat atau karakteristik hubungan dan nilai.Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan dan nila itu sendiri.

2.      Tingkatan Kebenaran
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1.         Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhana dan pertama yang dialami manusia
2.         Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
3.         Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
4.         Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

3.      Teori Kebenaran
Ada beberapa macam teori kebenaran, namun yang akan dibahas hanya dua, yaitu :

1.      Teori  Kebenaran Pragmatisme
Teori ini juga tergolong sebagai teori kebenaran tradisional, sebab teori ini bersumber pada paham pragmatic yang merupakan pandangan filsafat kontemporer karena paham ini baru berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.Tokoh-tokohnya yaitu C.S. Pierce, William James, dan John Dewey.Menurut Kattsoff (1986) menguraikan bahwa penganut pragmatismemeletakan ukuran kebenaran dalam salah satu macam konsekuensi.Jadi menurut teori ini, suatu proposisi bernialai benar bila proposisi itu mempunyai konsekuensi-konsekuensi praktis.Karena setiap pernyataan selalu terikat pada hal-hal yang bersipat praktis, maka tiada kebenaran yang bersifat mutlak, berlaku umum, tetap, berdiri sendiri, sebab pengalaman itu berjalan terus dan segala yang dianggap benar dalam perkembangannya pengalaman itu senantiasa berubah.Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu pengertian itu tidak pernah benar melainkan dapat menjadi benar apabila dapat dimanfaatkan secara praktis.
Menurut Muhammad Abid mendefinisikan teori ini sebagai teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada kriteria tentang fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalan lingkup ruang dan waktu tertentu.Menurutnya ide-ide itu belum dikatakan benar atau salah sebelum diuji.
Teori pragmatisme (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia.Kaum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan kegunaan (utility) dapat dikerjakan (workobility) dan akibat yang memuaskan (satisfaktor consequence).Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutak/ tetap, kebenarannya tergantung pada manfaat dan akibatnya.

Akibat/ hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah :
1.    Sesuai dengan keinginan dan tujuan
2.    Sesuai dengan teruji dengan suatu eksperimen
3.    Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada)

Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dar filsuf Amerika tokohnya adalahCharles S. Pierce (1914-1939) dan diikuti oleh Wiliam James dan John Dewey (1852-1859).Wiliam James misalnya menekankan bahwa suatu ide itu benar terletak pada konsekuensi, pada hasil tindakan yang dilakukan.Bagi Dewey konsikasi tidaklah terletak di dalam ide itu sendiri, melainkan dalam hubungan ide dengan konsekuensinya setelah dilakukan. Teory Dewey bukanlah mengerti obyek secara langsung (teori korepondensi) atau cara tak langsung melalui kesan-kesan dari pada realita (teori konsistensi). Melainkan mengerti segala sesuai melalui praktek di dalam program solving.

2.      Teori Kebenaran Religiusme
Menurut teori ini kebenaran adalah kesan subjek tentang suatu realita, dan perbandingan antara kesan dengan realita objek.Jika keduanya ada persesuaian, persamaan maka itu benar.Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu.Kebenaran bersifat objektif, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
Penalaran dalam mencapai ilmu pengetahuan yang benar setelah melakukan penyelidikan, pengalaman, dan percobaan sebagi trial and error.Sedangkan manusia mencari dan menentukan kebenaran sesuatu dalam agama dengan jalan mempertanyakan atau mencari jawaban tentang berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci.
Nilai kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan itu adalah objektif namun bersifat superrasional dan superindividual. Bahkan bagi kaum religius kebenarn illahi ini adalah kebenarna tertinggi, dimana semua kebanaran (kebenaran indera, kebenaran ilmiah, kebenaran filosofis) taraf dan nilainya berada di bawah kebanaran ini :
Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan.Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui agama.Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran.













BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdarkan sub bab yang telah dijelaskan pada makalah ini, bahwa agama merupakan hal pokok yang ada pada setiap manusia. Ia berasal dari wahyu Tuhan yang turun dari langit, lalu disampaikan oleh utusan Tuhan (samawi). Meskipun antar agama asal-usulnya ada yang sama ataupun bertolak belakang, perlu dipahami pada hakikatnya agama dijadikan sebagai tolak-ukur kebenaran dan ideologi (pandangan) setiap manusia, bahkan sebuah negara. Ada yang hanya menjadikan agama sebagai ritual biasa.Namun ada pula yang menjadikan agama sebagai pegangan ataupun tujuan hidup bukan sekedar ritual. Namun, dalam perjalanannya agama-agama akan saling berbenturan, menentukan siapakah yang paling benar. Untuk itu, diperlukan kajian dan pemahaman literatur agama yang mendalam. Konsep kebenaran yang ada, dapat kita jadikan acuan sebagai proses penelaahan agama. Setidaknya, kita harus membuktikan bahwa agama yang ada saat ini bukan merupakan hal yang sia-sia belaka. Suatu bentukterakhir  yang bisa diwujudkan manusia atas kegagalannya mendefinisikan sesuatu, seperti tuduhan golongan atheis.

B.   Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan.Banyak hal-hal yang kurang dan harus diperbaiki.Maka pemakalah mengharapkan kritikan dan saran kepada para pembaca terutama dosen, guna untuk perubahan dan perbaikan bagi pemakalah dikemudian hari.









DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi_politik
http://filsafat.kompasiana.com/2013/03/09/asal-mula-sebuah-agama-535360.html
http://kabarancak.blogspot.com/2011/02/10-agama-terbesar-di-dunia.html#comment-form
http://www.angelfire.com/il/Nalapralaya/AGAMAAGAMADIDUNIA.htmL
http://ariefsugianto503.blogspot.com/2011/05/sejarah-agama.html
http://lamanbaca.blogspot.com/2011/08/agama-di-indonesia.html
http://spi2010b.wordpress.com/2012/11/11/konsep-kebenaran-dalam-filsafat/




>

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Jadilah pembaca yang baik dan budiman, diharap jika mengcopas isi dari blog ini cantumkan alamat blognya.
Silakan berkomentar dengan santun, dengan senang hati saya akan membalasnya ^_^