Bahasa,
merupakan rangkaian kata demi kata secara tertulis ataupun lisan, yang
digunakan sebagai media komunikasi pada setiap insan di dunia. Tak hanya
sebagai media komunikasi, bahasa juga merupakan identitas dan alat pemersatu
bangsa. Setiap bangsa di dunia memiliki bahasa yang berbeda, tergantung dengan
budaya dan adat-istiadat setempat.
Saat ini, kita mengenal berbagai macam
bahasa di dunia, mulai dari bahasa Inggris, Arab, Jepang, Spanyol, Korea,
Mandarin, Perancis, dan bahasa lainnya. Didalam negeri pun, ada beragam bahasa
yang berbeda seperti bahasa Sunda, Jawa, Batak, Kalimantan, Gayo, Melayu, dan
bahasa lainnya. Kurang lebih, bahasa di nusantara ada 100 bahasa. Hal ini
dikarenakan banyak suku dan etnis yang mendiami nusantara selama berabad-abad,
hingga menghasilkan bahasa yang cukup beragam.
Dari banyaknya bahasa di nusantara,
bangsa kita memilih bahasa Indonesia sebagai identitas dan media komunikasi.
Kelahiran bahasa Indonesia pun tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun
butuh perjuangan dan pengorbanan. Bahasa Indonesia bermula dari bahasa Melayu,
yang telah dipakai selama berabad-abad untuk perdagangan dan bahasa
sehari-hari. Dan, pada akhirnya bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa
Indonesia dan persatuan saat ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Namun,
bahasa Melayu yang digunakan terdapat perubahan seperlunya.
Bahasa Indonesia, memiliki keindahan
dan keunikan tersendri dibandingkan bahasa lainnya. Ia memiliki kosa kata yang
mudah dimengerti, berimbuhan pasti, tidak ada perbedaan jamak dan tunggal,
maupun lainnya. Kita patut berbangga dengan bahasa Indonesia, karena telah
diakui oleh masyarakat dunia sebagai bahasa yang indah dan mudah, bahkan bahasa
Indonesia direncanakan menjadi bahasa internasional.
Ironisnya, prestasi tersebut tidak
menjadikan bahasa Indonesia populer di tanah air sendiri. Bahkan, cenderung
mulai ditinggalkan oleh masyarakat, terutama oleh kaum muda. Bangsa kita,
bangsa Indonesia lebih memilih dan bangga menggunakan bahasa luar negeri yang
sulit dipahami, dibanding bahasa Indonesia sendiri. Bahkan, ada yang
mencampurkannya dengan bahasa Indonesia, padahal belum tentu memiliki makna
kata yang sama. Selain itu, muncul istilah-istilah baru yang merancukan makna
kata dalam bahasa Indonesia seperti kata ‘cetar’ dan masih banyak yang lainnya.
Tak hanya mencampur adukkan bahasa
Indonesia dengan bahasa asing ataupun istilah bahasa ‘yang tak lazim’, namun
kini muncul bahasa baru yang terkesan ‘aneh’, yaitu bahasa alay. Entah dari mana
datangnya bahasa ini. Namun yang pasti sangat merusak citra bahasa Indonesia
yang memiliki keindahan dan keunikan, dan telah diakui oleh masyarakat dunia.
Mari kita bandingkan bahasa ’alay’
dengan bahasa Indonesia.
Bahasa
Indonesia : Selamat pagi semua
Bahasa
alay : C3l4m4t p46h3 c3mu4
Secara kasat mata, sudah terlihat
dengan jelas bahwa ada perbedaan yang mencolok antar keduanya, baik dari segi
penulisan maupun ketika diucapkan. Bahasa Indonesia yang mudah dipahami, diubah
menjadi bahasa alay yang sulit dimengerti. Setiap huruf diganti dengan angka,
dan diselipkan beberapa huruf yang tidak ada gunanya. Ketika kita membaca kata
dalam bahasa ’alay’ pun, memerlukan ‘ekstra tenaga dan pemahaman’ agar bisa
dibaca.
Tiada kata yang dapat mewakili
pudarnya bahasa Indonesia selain, “menyedihkan”. Bangsa Indonesia, khususnya
generasi penerus bangsa menyebut bahasa ‘alay’ dengan bahasa ‘gaul’. Bahasa
yang wajib digunakan sehari-hari, baik di rumah, sekolah, dan lainnya. Bagi
orang yang tidak memakai bahasa tersebut, dianggap ‘anak cupu’, tidak tahu mode
dan trend terbaru. Padahal, di masa silam generasi penerus bangsalah yang
memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Namun, di era yang
serba modern ini, generasi penerus bangsalah yang menghancurkan dan
mengkhianati ikrar sumpah pemuda, dengan menggeser bahasa Indonesia dengan
bahasa ‘alay’ dan sejenisnya.
Secara tidak langsung, dengan pudarnya
bahasa Indonesia di tanah air, berakibat pada terkikisnya identitas bangsa.
Dan, seiring berjalannya waktu, mungkin saja bahasa Indonesia akan hilang dari
bumi pertiwi.
Seharusnya, kita berkaca pada
orang-orang luar negeri, yang rela bersusah payah mempelajari bahasa Indonesia.
Padahal, bahasa Indonesia bukanlah bahasa asal negeri mereka. Tapi, mereka
cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia.
Kita ambil contoh di negara Australia.
Di beberapa sekolah formalnya, kurikulum yang diterapkan memasukkan mata
pelajaran bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajarannya. Berbeda dengan
organisasi Asia Tenggara (ASEAN) yang merencanakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi dalam organisasinya. Atau, Gonzales, pemain sepak bola Indonesia
keturunan warga asing yang sudah fasih bahasa Indonesia.
Seharusnya bangsa kita malu, sangat
malu. Bahasa Indonesia tidak diperlakukan sepantasnya di negeri sendiri. Namun,
di negeri orang di perlakukan dengan hormat, bahkan di puja.
Jangan saling menyalahkan satu sama
lain, tapi berkacalah pada diri masing-masing. Apakah kita sudah memperlakukan
bahasa Indonesia dengan pantas? Apakah kita sudah cinta dan bangga dengan
bahasa Indonesia? Apakah kita sudah sepenuh hati memakai bahasa Indonesia?
Coba kita renungkan. Jika suatu saat
kita meninggal dan bahasa Indonesia sudah hilang dari ibu pertiwi. Sedangkan
anak cucu kita tidak ada yang tahu bahasa Indonesia. Siapa yang akan mengajari
mereka? Siapa yang akan mewarisi dan melestarikan bahasa Indonesia? Apakah
mereka harus belajar pada orang-orang luar negeri? Atau bersikap apatis, tidak
mau tahu.
Tutur kata seseorang merupakan
cerminan dari identitas pribadinya. Jika ia bertutur kata baik, ia merupakan
pribadi yang baik. Dan jika tutur katanya buruk, ia merupakan pribadi yang
buruk.
Sepatutnya, kita menggunakan bahasa
Indonesia dengan tutur kata yang baik dan halus. Hindari menggunakannya dengan
tutur kata yang buruk, karena akan merusak keindahan bahasa Indonesia sendiri.
Dan, mulailah setiap hari dengan kata “AKU CINTA DAN BANGGA BAHASA INDONESIA”.
Nama : Dian Ratna Fuedsi
Kelas : XII IPS 3
Note : Esay ini udah lama banget di tulisnya, baru di publikasikan ke dunia online. Kalo gak salah, esay ini untuk pemenuhan tugas Bahasa Indonesia sama Bahasa Sunda mengenai karangan esay.
saya bangga dengan bahasa indonesia, visit balik ya di:
BalasHapushttp://smktkjpekalongan.wordpress.com atau http://smktkjpekalongan.blogspot.com